Warga Rowo Gelar Tradisi Sadranan untuk Menyambut Bulan Ramadhan
KEBUMEN, PEMDES ROWO – Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat di Pulau Jawa memiliki tradisi yang beragam. Salah satu tradisi yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat Desa Rowo adalah tradisi “Nyadran atau Sadranan”. Tradisi kebudayaan ini merupakan tradisi yang dilaksanakan sejak dahulu secara turun-temurun dari nenek moyang. Nyadran dilaksanakan oleh masyarakat Desa Rowo dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Tradisi ini juga sebagai bentuk rasa syukur atas pemberian dan anugerah dari Allah SWT.
Istilah Nyadran berasal dari bahasa Sansekerta, “sraddha” yang berarti keyakinan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Upacara Nyadran dilaksanakan di halaman Masjid Nurul Huda Desa Rowo. Tradisi Nyadran biasanya dilaksanakan di bulan Sya’ban atau Ruwah. Kegiatan yang dilakukan berupa kenduri dan berdoa bersama yang dipimpin oleh tokoh masyarakat Desa Rowo Bapak Mantan Slamet dan diikuti oleh semua masyarakat Desa Rowo. Dalam kegiatan tersebut masyarakat membawa nasi kenduri beserta lauk pauknya ke halaman Masjid Nurul Huda, lalu Pamong Desa akan membagikan “becek kambing” yang mana berasal dari iuran warga. Setelah pembagian becek dan doa bersama selesai, nasi kenduri dibawa pulang kembali untuk dimakan bersama keluarga di rumah.
Tradisi Nyadran terus dilaksanakan setiap tahunnya untuk mempertahankan budaya kearifan lokal. Semoga seluruh masyarakat Desa Rowo selalu diberikan keselamatan dan keberkahan dari Yang Maha Kuasa.